Jakarta, inewsindonesia.com - Badan Gizi Nasional (BGN) membentuk tim khusus untuk menyelidiki dugaan keracunan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaporkan menimpa ribuan anak.
Tim ini berfungsi memberikan second opinion sambil menunggu hasil investigasi resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga pemerintah memiliki pijakan ilmiah awal untuk mengambil langkah perbaikan yang cepat dan tepat.
Kepala BGN, Dadan Hindayana mengatakan tim khusus dibutuhkan agar publik segera memperoleh penjelasan sementara yang bertanggung jawab tanpa menggantikan kewenangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Pendekatan ini diharapkan meredam spekulasi dan memberi kepastian arah penanganan di lapangan.
“Kami membentuk tim khusus agar masyarakat mendapat penjelasan awal yang kredibel tanpa mengganggu otoritas BPOM. Diharapkan isu-isu tidak berdasar bisa ditekan dan arah penanganan di lapangan menjadi jelas,” kata Dadan. Kamis (25/09/2025).
Terkait hal ini, Kepala BPOM, Taruna Ikrar mengatakan Unit Pelaksana Teknis BPOM di daerah telah bergerak dan berkoordinasi langsung dengan Badan Gizi untuk menginvestigasi akar masalah tersebut.
“Unit Pelaksanaan Teknis kami, sudah berkoordinasi dengan Badan Gizi untuk mencari tahu proses apa yang terjadi, kenapa terjadi," jelasnya di Auditorium Gedung Merah Putih BPOM.
Senada, Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang memberikan penjelasan terkait kasus keracunan paket MBG di Garut yang disebut mencapai 500-an pelajar. Nanik menyebutkan, berdasarkan hasil pengecekan dan data dari pihak kepolisian serta rumah sakit, total yang keracunan MBG di Garut mencapai 150 pelajar.
"Ditulis 400-500 sekian gitu, ternyata sudah saya cek benar dan saya sudah dapat data dari polisi, dari rumah sakit, 150 (pelajar). Sebanyak 120 dari 150 pelajar itu sudah dapat dipulangkan," ujar Nanik.
Sementara itu, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menyampaikan permohonan maaf atas insiden keracunan massal yang diduga terjadi akibat konsumsi MBG di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Insiden tersebut menyebabkan ratusan siswa harus menjalani perawatan medis.
"Kami minta maaf dan turut prihatin atas kejadian ini. BGN bersama seluruh pihak terkait terus bekerja keras memastikan penanganan kesehatan terbaik serta melakukan investigasi menyeluruh atas insiden ini," ucapnya.
Untuk diketahui, anggota tim investigasi terdiri dari ahli kimia, farmasi, dan profesional kesehatan yang berpengalaman dalam investigasi keamanan pangan.
Diharapkan tim mampu mengurai rantai kemungkinan penyebab, mulai dari kontaminan biologis hingga kimiawi, serta menguji hipotesis klinis seperti reaksi alergi atau faktor non-keracunan lain yang bisa meniru gejala serupa pada anak. Rill/Red
0Komentar